Senin, 14 April 2008


Bioskop Seminar Win The Heart berlansung selama 5 hari, menayangkan 5 film, 9 pembicara seminar, dan diikuti ribuan peserta.

Apa hubungan Win The Heart dengan Bioskop Seminar? Win The Heart adalah program tahunan Kompas Gramedia mulai tahun 2007, yang bertujuan agar semua karyawan Kompas Gramedia mendapatkan semangat baru untuk memenangkan hati pelanggan, dan lebih jauh lagi adalah untuk merebut hati mereka. Bioskop Seminar adalah salah satu program Win The Heart yang bertujuan untuk memperlengkapi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam pengetahuan mengenai pelayanan pelanggan yang dapat memenangkan hati pelanggan.

Dalam bioskop seminar, karyawan dapat memilih seminar yang akan diikuti berdasarkan seminar yang telah tersedia. Pelaksanaan bioskop seminar berjalam selama 5 hari. Mulai hari Senin, 7 April 2008 sampai dengan hari Jumat, 11 April 2008. Selama 4 hari pertama, Senin sampai Kamis, akan diadakan pemutaran film mengenai customer service. Film – film yang diputar antara lain Race Without Finish Line (Senin), Who Moved My Cheese (Selasa), Fish (Rabu), Clif Customer Service Adventure (Rabu), dan The Guest (Kamis). Khusus hari Jumat, tidak ada film.

Bioskop seminar, sesuai namanya, selain menonton film juga ada seminar yang dibawakan oleh pembicara-pembicara yang berasal dari dalam Kompas Gramedia dan dari luar. Hari pertama diisi oleh Bp. Made Suryawan (Hotel Santika Jakarta) dan Bp. Johannes Lim. Hari kedua diisi oleh Ibu Vivi Herlambang (Hotel Santika Jakarta) dan Ibu Indri Sulistiawati. Hari ketiga diisi oleh Bp. Ruben Saragih (DC Cakung) dan Bp. Lukminto Wibowo (MarComm Kompas). Hari keempat diisi oleh Bp. Aloysius Winarta (Ka. TB. Cijantung) dan Bp. Joseph Landri. Hari kelima diisi oleh Bp. Djamil Azzaini.

Minggu, 13 April 2008


Tugas membina karyawan hanyalah tugas PSDM. Siapa bilang? Itu juga tugas semua karyawan.

Coaching Counseling atau yang biasanya disebut CoCo menjadi tema pelatihan bagi rekan-rekan sebanyak 23 orang, yang bekerja di Tribun Kaltim, Balikpapan. Pelatihan berlangsung selama dua hari, 3-4 April 2008, dan bertempat di aula pertemuan Hotel Pacific, Balikpapan. Rata-rata peserta yang hadir adalah mereka yang memiliki anak buah seperti manajer, asisten manajer, kepala regu, redaktur, dan asisten redaktur. Tetapi tidak hanya mereka yang memilki anak buah saja yang ikut dalam pelatihan ini, ada juga peserta yang masih level staf yang ikut serta.

Ada anggapan bahwa Coaching Counseling adalah tugas seorang pemimpin yang memiliki anak buah. Pemimpin perlu memberikan Coaching atau Counseling ketika anak buahnya dinilai mengalami penurunan kinerja. Jika penyebabnya adalah karena si anak buah kurang memiliki kemampuan, informasi, pengetahuan, atau kompetensi maka coaching lah yang diberikan. Tetapi jika penyebabnya adalah karena si anak buah bermasalah dengan sifat, sikap, emosi, dan kepribadian maka counseling lah yang diberikan. Ternyata anggapan kalau Coaching Counseling hanyalah tugas pemimpin atau yang memiliki anak buah adalah keliru. Seorang yang tidak memiliki anak buah juga bisa memberikan coaching dan counseling. Kepada siapa? Kepada rekan sekerja atau teman sekerja.

Pada dasarnya, Coaching Counseling adalah kegiatan membantu orang lain. Jadi siapa saja bisa melakukannya asalkan ia memiliki niat untuk membantu orang lain yang sedang memiliki masalah. Dalam dunia kerja, masalah adalah ketika seorang karyawan dalam bekerja menunjukkan hasil kinerja yang menurun, kesalahan meningkat, inisiatif berkurang, sulit bekerja sama, enggan menjalankan tugas, dan sebagainya. Dan terpenting, ketika kita mengatakan seorang karyawan bermasalah maka kita harus memiliki data yang kuat yang menunjukkan kalau karyawan itu memang bermasalah. Tanpa data yang kuat maka anggapan kita kalau karyawan itu bermasalah akan mudah ditepis.

Pelatihan hari pertama membahas mengenai coaching. Pada pelatihan itu dijelaskan mengenai manfaat coaching dan metode coaching. Juga diadakan workshop dimana para peserta diminta untuk melakukan praktek coaching secara langsung. Umpan balik dan diskusi mengenai jalannya praktek dilakukan sesudah praktek. Pelatihan hari kedua membahas mengenai counseling. Pada pelatihan hari kedua ini dijelaskan mengenai manfaat counseling dan metode counseling. Ada juga workshop seperti hari pertama namun tentu dengan kasus yang berbeda.

Selama pelatihan berlangsung terungkap berbagai kasus yang sedang dialami oleh rekan-rekan di Tribun Kaltim. Kasus-kasus itu antara lain seperti kasus berpacaran dengan rekan kerja, cara memberikan co-co kepada lawan jenis, bagaimana memberikan co-co kepada orang yang berbeda karakter, bagaimana menghadapi anak buah yang keras kepala, mana yang pertama kali harus dilakukan, coaching atau counseling, dan kasus mengenai atasan yang tidak mau membantu anak buah. Jika semua penyelasaian terhadap masalah itu harus diselesaikan seorang diri oleh pihak PSDM maka pihak PSDM tidak akan sanggup. Oleh sebab itu, dengan adanya pelatihan ini diharapkan mereka yang sudah mendapatkan pelatihan Coaching Counseling bisa membantu PSDM untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Semoga harapan itu bisa tercapai. Maju terus Tribun Kaltim. Tribun Kaltim Luar Biasa!!!


Pada 26 – 27 Maret 2008, para karyawan Hotel Santika Cirebon mengikuti pelatihan mengenai Pengembangan Kepribadian Efektif yang disampaikan oleh Pusdiklat KG.

“Apa yang anda lakukan pertama kali setiap bangun pagi?” tanya trainer kepada para peserta pelatihan. “Saya langsung minum teh.” Jawab seorang peserta.
“Apakah anda melakukannya setiap hari?” tanya trainer kembali.
“Iya.” jawab peserta.
“Apa yang anda rasakan jika anda tidak minum teh sehabis bangun pagi?” tanya trainer lebih lanjut
“Rasanya ada yang kurang.” Jawab peserta

Dialog tersebut berlanjut dengan pembahasan mengenai kebiasaan. Setiap manusia memiliki kebiasaan., seperti peserta itu yang memiliki kebiasaan minum teh setiap bangun pagi. Ada banyak macam kebiasaan seperti kebiasaan tidur larut malam, kebiasaan terlambat makan, kebiasaan berkata jujur, kebiasaan berolahraga, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, kita dapat membagai kebiasaan menjadi dua yaitu kebiasaan yang baik dan kebiasaan yang tidak baik. Kebiasaan yang baik akan memberikan hasil yang baik, kebiasaan yang buruk akan memberikan hasil yang buruk.

Contohnya, ada dua orang petani. Petani yang pertama adalah petani yang punya kebiasaan berangkat ke ladang saat pagi hari. Petani yang kedua adalah petani yang punya kebiasaan bangun siang dan pergi ke ladang saat siang hari. Kira-kira petani mana yang akan bisa mendapatkan panen lebih cepat dan memuaskan? Jawabannya, petani yang pertama. Mengapa? Karena dia memiliki kebiasaan yang mendukung keberhasilan dirinya melakukan pekerjaannya.

Stephen Covey dalam buku fenomenalnya yang berjudul 7 Habit of Highly Effective People ( 7 Kebiasaan Manusia Efektif) menjelaskan yang dimaksud efektif adalah jika seseorang memiliki kebiasaan yang bisa membuat dirinya mencapai tujuannya dan mencapainya berulang-ulang kali. Adapun 7 kebiasaan itu adalah
Kebiasaan 1: Proaktif;
Kebiasaan 2: Mulai dari Akhir;
Kebiasaan 3: Mendahulukan yang Utama;
Kebiasaan 4: Berpikir Menang-Menang;
Kebiasaan 5: Memahami Baru Dipahami;
Kebiasaan 6: Synergy; dan
Kebiasaan 7: Mengasah Gergaji.

Bagaimana kebiasaan terbentuk? Awalnya dari pikiran. Pikiran menghasilkan tindakan. Tindakan yang dilakukan berulang-ulang menjadi kebiasaan. Kebiasaan membentuk karakter. Karakter menentukan nasib atau akhir hidup seseorang. Misalnya, jika sewaktu kecil seseorang punya kebiasaan mencuri uang milik orang tuanya maka kebiasaan itu akan terbawa sampai ia dewasa. Ketika nanti ia bekerja di suatu perusahaan, kebiasaan mencuri itu tetap terbawa. Bisa jadi ia akan melakukan praktek korupsi atau bersikap tidak jujur dalam menggunakan uang perusahaan. Bisa jadi hidupnya akan berakhir di penjara atau namanya akan buruk di mata masyarakat sekelilingnya.

Pelatihan PKE di Santika Cirebon ini berlangsung selama dua hari. Pelatihan hari pertama membicarakan kebiasaan 1 sampai dengan kebiasaan 3. Pelatihan hari kedua membicarakan kebiasaan 4 sampai dengan kebiasaan 7. Metode pelatihan berlangsung dua arah yaitu antara pengajar dan peserta. Peserta diajak aktif selama pelatihan melalui berbagai tanya jawab, diskusi, dan permainan. Pada saat istirahat hari ke dua, seorang peserta mengutarakan tanggapannya terhadap materi pelatihan hari pertama. Ia bercerita kalau selama ini ia tidak bisa mengatur prioritasnya dengan baik sehingga kuliahnya tidak kunjung tuntas. Setelah mendapatkan materi mengenai kebiasaan ketiga (Dahulukan yang Utama), ia sadar kalau selama ini ia banyak menghabiskan waktunya di kuadran 4, yaitu kuadaran yang dipenuhi dengan aktivitas yang tidak penting dan tidak mendesak. Setelah sadar akan kekeliruannya, ia bertekad untuk segera mendahulukan yang utama yaitu menyelesaikan kuliahnya secepat mungkin.

Kisah itu hanyalah satu dari banyak kisah yang terjadi selama pelatihan. Pihak Pusdiklat KG berharap semoga pelatihan ini bisa membuat teman-teman di Hotel Santika Cirebon bisa menjadi pribadi-pribadi yang efektif. Baik, itu pekerjaan mereka ataupun di kehidupan mereka secara umum.